Luas lantai adalah luas
suatu tempat atau area yang akan digunakan dalam mengelola suatu bahan atau
dalam mengerjakan suatu proses produksi (Sritomo, 2000). Luas lantai terdiri
dari berbagai luas lantai, antara lain luas lantai bahan baku, luas lantai
mesin, dan luas gudang produk jadi. Adapun tujuan menghitung luas lantai adalah
untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai bagian produksi yang meliputi gudang
bahan baku, yaitu gudang bahan model tumpukan dan rak, fabrikasi dan perakitan,
yaitu mesin dan peralatan, serta gudang produk jadi (library.binus.ac.id,
2013).
Luas lantai gudang bahan baku ini terdiri dari model
tumpukan dan rak. Untuk memberi gambaran dari cara penyimpanan bahan baku di
gudang, maka perlu digambarkan bagaimana cara penyimpanan material tersebut baik model tumpukan maupun model rak, sehingga
luas lantai yang dipakai sesuai dengan hasil perhitungan. Gambaran yang dibuat
harus memberi penjelasan mengenai tinggi memuat berapa tumpuk, lebar memuat
berapa tumpuk, serta panjang memuat berapa tumpuk.
Menghitung gudang bahan
jadi, model tumpukan diperlukan data – data, seperti nomor dari komponen,
jumlah komponen per perakitan, tipe material,
ukuran per potongan, produksi per jam, dan efisiensi bahan. Langkah - langkah
perhitungan luas lantai bahan baku model tumpukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan
potongan per material (berapa banyak material diterima/dibeli dapat dipotong
- potong sesuai dengan ukuran bahan baku yang akan dibuat).
2.
Menentukan
material per jam, yaitu material yang harus disediakan dalam
satu jam produksi.
3.
Menentukan
material per satu periode, yaitu
menentukan material dalam satu
periode. Penentuan satu
periode didasarkan pada periode penerimaan bahan/material, kapasitas maksimum dari bahan dan karakteristik material.
4.
Menentukan
material per unit, yaitu material yang akan diterima untuk
disimpan dalam gudang.
5.
Menentukan
volume kebutuhan, yaitu volume keseluruhan dari material yang akan disimpan di gudang
untuk satu periode.
6.
Menentukan
luas lantai, yaitu lahan yang akan diperlukan berdasarkan volume hasil perhitungan setelah ditumpuk sesuai tinggi maksimum
tumpukan yang diizinkan dan cara penumpukan yang dilakukan. Hal - hal yang
perlu diperhatikan dalam menentukan tinggi tumpukan adalah karakteristik material, alat angkut/cara pengangkutan
dan keamanan.
7.
Menentukan
kelonggaran, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk penanganan bahan. Penentuan
besar kelonggarannya didasarkan pada alat angkut, cara pengangkutan, cara
penumpukan, dan dimensi/ukuran material.
8.
Menentukan
total luas lantai, yaitu kebutuhan bahan pada gudang model tumpukan setelah
ditambah kelonggaran.
Menghitung
gudang bahan baku model rak diperlukan data - data, seperti nomor dari nama
komponen, potongan per perakitan, tipe material,
ukuran kemasan (kardus, kaleng, atau kantong), unit yang tersedia
(isi/kapasitas dari satu kemasan material),
dan efisiensi bahan. Sedangkan langkah - langkah perhitungan luas lantai bahan
baku model rak adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan
unit per jam, yaitu kebutuhan kemasan (material)
dalam satu jam produksi.
2.
Menentukan
material per satu periode, yaitu
jumlah kemasan (material dalam satu
periode produksi).
3.
Menentukan volume per material.
4.
Menentukan
volume kebutuhan, yaitu volume keseluruhan dari material yang akan disimpan digudang
untuk satu periode.
5.
Menentukan
luas lantai, yaitu lahan yang akan diperlukan berdasarkan hasil perhitungan
setelah disimpan dalam rak sesuai dengan tinggi dan lebar maksimum dari rak,
serta cara penyimpanan di dalam rak, tinggi maksumun tumpukan yang diizinkan
dan cara penumpukan yang dilakukan.
6.
Menentukan
kelonggaran, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk penanganan bahan. Penentuan
besarnya kelonggaran didasarkan pada alat angkut, cara pengangkutan, cara
penumpukan, dan dimensi/ukuran material.
7.
Menentukan
total luas lantai, yaitu luas lantai yang dibutuhkan untuk kebutuhan gudang
bahan baku model rak setelah ditambah dengan kelonggaran.
Sebagai
gambaran dari cara penyimpanan bahan baku di gudang, maka perlu digambarkan
bagaimana cara penumpukan material
tersebut, sehingga luas lantai yang dipakai sesuai dengan hasil perhitungan.
Gambaran yang dibuat harus memberikan penjelasan mengenai tinggi memuat berapa
tumpukan, lebar memuat berapa tumpukan, dan panjang memuat berapa tumpukan.
Sehingga jika dijumlahkan material
yang tergambar sesuai dengan material
per satu periode yang akan disimpan (library.binus.ac.id, 2013).
Luas lantai mesin (pabrikasi dan assembling)
juga perlu perhitungan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan
bahan. Data yang diperlukan dalam perhitungan luas lantai antara lain adalah:
Nama mesin atau peralatan, Jumlah mesin atau peralatan, Ukuran mesin atau
peralatan, Data ini dapat diperoleh dari multi product process chart (MPPC).
Pada luas lantai mesin juga perlu diperhatikan luas toleransi dan allowancenya.
Luas toleransi diberikan untuk jalannya aliran produksi sehingga tidak
mengalami kesulitan sewaktu proses produksi berjalan, dan luas allowance diberikan
untuk jalannya alat-alat pengangkut
bahan dan barang (elib.unikom.ac.id, 2013).
Luas lantai gudang
barang jadi harus diperhitungkan untuk dijadikan tempat penyimpanan produk yang
sudah jadi. Pada gudang barang jadi terdapat komponen yaitu, meja belajar yang
sudah menggunakan kemasan dan lantai untuk kemasan sendiri. Perhitungan luas
lantai mesin berguna dalam menghitung mesin yang diperlukan untuk mengetahui
luas lantai yang dibutuhkan setiap mesin pada masing-masing departemen yang ada
didalam pabrik. Perhitungan yang cermat untuk lokasi dan lebar gang yang
merupakan salah satu faktor penting dalam alokasi ruang. Manfaat gang antara
lain adalah sebagai tempat perpindahan bahan baku dan barang jadi, perjalanan
pekerja, jalan masuk pemadam kebakaran, peletakan ulang dan pergantian
peralatan serta sebagai tempat pembuangan scrap
(James Apple, 1990).
Sumber:
Apple, James
M. Tata Letak Pabrik dan
Pemindahan Bahan. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 1990.
Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya. 2000.
http://library.binus.ac.id,
di unduh pada 14 Oktober 2013.
http://elib.unikom.ac.id,
di unduh pada 14 Oktober 2013.
0 komentar:
Posting Komentar